Senin, 07 Mei 2012

Kisah perempuan miskin, Sapi tua dan Gaza


Kisah  nyata  ini  terjadi  di  salah  sebuah  daerah  di  Yaman.Kisah  penderitaan  dan
kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah,
benci, dendam dan sedih. Dimana korban kebanyakan adalah anak-anak kecil tak berdosa
yang menjadi korban muntahan peluru sehingga darah membasah bumi tanpa henti.
Tragedi dahsyat ini juga sampai juga ke telinga seorang perempuan tua yang hidup
miskin di salah sebuah kampung di Yaman. Sama seperti orang lain, dia juga turut sedih dan
pilu sehingga berurai air mata. Lantas suatu hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba
membantu sekadar semampunya. Kebetulan , ‘harta’ yang dia punya adalah seekor sapi tua,
terlalu uzur, kurus dan sudah tidak bermaya.
Dengan  semangat  tinggi  dan  perasaan  simpati  amat  sangat,  dia  berniat
menyedekahkan Sapinya itu kepada penduduk Gaza lalu berjalan kaki dari rumah pergi ke
salah sebuah masjid di Yaman sambil memegang sapi tunggal kesayangannya itu.
Kebetulan hari itu Jumaat dan para jemaah sudah mengerumuni pekarangan masjid
untuk melaksanakan ibadat tersebut.
Ketika itu, betapa ramai yang melihat dan memperhatikan perempuan tua nan miskin
dengan  sapinya  yang  berada  di  sisi  luar  masjid.  Ada  yang  mengangguk,  ada  yang
menggeleng kepala. Tak terkecuali ada juga yang tersenyum sinis, tertawa, mengejek melihat
perempuan miskin yang setia berdiri di sisi sapinya.
Masa  berlalu,  jemaah  masjid  walaupun  khusyuk  mendengar  khutbah  imam  namun
sesekali memperhatikan dua mahkhluk tuhan itu. Perempuan dan sapi itu masih di situ yang
tanpa rasa malu atau segan diraut wajahnya.
Setelah imam turun dari mimbar, solat Jumaat kemudian dilakukan, biar dibakar terik
mentari dan peluh menitis dan memercik di muka, perempuan dan sapi tua itu masih saja di
situ.
Segera  setelah  jemaah  selesai  solat  dan  berdoa,  tiba-tiba  perempuan  itu  dengan
tergesa-gesa menarik sapi itu membawanya ke depan pintu masjid sambil menanti dengan
penuh sabar tanpa mempedulikan jemaah yang keluar. Ramai juga orang yang tidak beranjak
dan perasaan ingin tahu, apa yang bakal dilakukan oleh perempuan tua itu.
Tatkala imam masjid keluar, perempuan tua itu bingkas berkata :”Wahai imam, aku
telah  mendengar  kisah  sedih  penduduk  di  Gaza.  Aku  seorang  yang  miskin  tetapi  aku
bersimpati dan ingin membantu. Sudilah kau terima satu-satunya sapi yang ku punyai untuk
dibawa ke Gaza, untuk di berikan kepada penduduk di sana.”
Gaduh  seketika  orang  yang  berada  di  masjid  itu.  Imam  kaget  dengan  permintaan
perempuan itu namun keberatan untuk menerima. Ya, bagaimana membawa sapi tua itu ke
Gaza?  Kemudian  para  jemaah  mulai  bercakap-cakap.  Ada  yang  mengatakan  tindakan  itu
tidak munasabah apalagi sapi itu sudah tua dan tiada harga.
“Tolonglah.. bawalah sapi ini ke Gaza. Inilah saja yang aku punya. Aku ingin benar
membantu  mereka,”  ulang  perempuan  yang  tidak  dikenali  itu.  Imam  tadi  masih
keberatan.Masing-masing  jemaah  berkata-kata  dan  berbisik  antara  satu  sama  lain.  Semua
pandangan tertumpu kepada perempuan dan sapi tuanya itu.
Mata  perempuan  tua  yang  miskin  itu  sudah  mulai  berkaca  dan  berair  namun  tetap
tidak beranjak dan terus merenung ke arah imam tersebut. Sunyi seketika suasana.
Tiba-tiba muncul seorang jemaah lalu bersuara mencetuskan idea: ”Tak mengapalah,
biar  aku  beli  sapi  perempuan  ini  dengan  harga  10,000  riyal  dan  bawa  uang  itu  kemudian
sedekahkanlah kepada penduduk di Gaza.
Imam  kemudian  nampak  setuju.  Perempuan  miskin  tua  itu  kemudian  menyeka  air
matanya yang sudah tumpah. Dia membisu namun sepertinya setuju dengan pendapat jemaah
itu.
Tiba-tiba bangkit pula seorang anak muda, memberi pandangan yang jauh lebih hebat
lagi: ”Bagaimana kalau kita rama-ramai membuat tawaran tertinggi sambil bersedekah untuk
membeli sapi ini dan duit nya nanti diserahkan ke Gaza?”
Perempuan itu terkejut, termasuk imam itu juga. Rupa-rupanya cetusan anak muda ini
diterima  semua  orang.  Kemudian  dalam  beberapa  menit  para  jemaah  berebut-rebut
menyedekahkan uang mereka untuk dikumpulkan dengan cara lelang tertinggi.
Ada yang mulai menawar dari 10,000 ke 30,000 riyal dan berlanjutan untuk seketika.
Suasana pekarangan masjid di Yaman itu menjadi riuh selama proses lelang sapi tersebut.
Akhirnya sapi tua, kurus dan tidak bermaya milik perempuan tua miskin itu dibeli
dengan harga 500,000 riyal, setelah itu uang diserahkan kepada imam masjid, semua sepakat
membuat keputusan itu, kemudian salah seorang jemaah berbicara kepada perempuan tua itu.
“Kami telah melelang sapi kamu dan telah mengumpulkan uang sejumlah 500,000
riyal untuk membeli sapi itu.
“Akan tetapi kami telah sepakat, uang yang terkumpul tadi diserahkan kepada imam
untuk  disampaikan  kepada  penduduk  Gaza  dan  sapi  itu  kami  hadiahkan  kembali  kepada
kamu,”  katanya  sambil  memperhatikan  perempuan  tua  nan  miskin  itu  yang  kembali
meneteskan air mata…gembira.
Tanpa  diduga,  Allah  mentakdirkan  segalanya,  niat  perempuan  miskin  itu  untuk
membantu  meringankan  beban  penderitaan  penduduk  Palestina  akhirnya  tercapai  dan
dipermudahkan sehingga terkumpul uang yang banyak tanpa kehilangan “harta” satu-satunya
yang ada . Subhanallah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan amal-amal kalian, tetapi Dia
melihat kepada hati dan niat kalian.” (shahih Muslim dan lainnya)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yg bersedekah (walau) sebesar kurma dari usaha yg baik, dan Allah
tidak menerima kecuali yg baik, dan Sungguh Allah swt menerimanya dg sambutan
hangat, lalu melipat gandakannya untuk orang itu seperti kalian mengasuh bayi yg
disusuinya, hingga sebesar gunung” (Shahih Bukhari) 

Hikmah  dari  kisah  ini  adalah  segala  niat  murni  yang  baik  senantiasa  mendapat
perhitungan dan ganjaran Allah apalagi jika datang dari hati kecil seorang yang miskin yang
mau membantu umat islam yang menderita akibat dizalimi rejim zionis israel, biarpun diri
serba payah dan serba kekurangan. sesuai dengan Firman Allah Ta’ala,
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf,
atau  mengadakan  perdamaian  di  antara  manusia.  Dan  barangsiapa  yang  berbuat
demikian  karena  mencari  keridhaan  Allah,  maka  kelak  Kami  memberi  kepadanya
pahala yang besar.” (QS. An Nisa’ [4] :114) 

Semoga bermanfaat…….
(Kisah ini di ambil dari Timbalan Mursyidul Am PAS Dato’ Haron Din kepada Harakah
daily melalui kisah nyata yang di terbitkan di sebuah majalah Arab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi yang mau komentar silahkan ketik di kolom