Minggu, 13 Mei 2012

SI DAYANG BANDIR

Dahulu di propinsi Sumatera Utara terdapat dua kerajaan. Kerajaan itu dikenal dengan
nama Kerajaan Timur dan Kerajaan Barat. Pada suatu ketika, raja yang berkuasa di
Kerajaan Timur menikah dengan adik perempuan dari raja yang berkuasa di Kerajaan
Barat. Beberapa tahun kemudian lahir seorang bayi perempuan yang diberi nama Si
Dayang Bandir, tujuh tahun kemudian lahir seorang anak laki-laki yang bernama Sandean
Raja. Ketika masih kecil, ayah Si Dayang Bandir dan Sandean Raja meninggal dunia.
Dengan meninggalnya raja di Kerajaan Timur, maka tahta Kerajaan Timur menjadi kosong.
Berhubung Sandean Raja masih kecil dan belum bisa menggantikan kedudukan ayahnya
sebagai raja, maka dalam sidang istana kerajaan menunjuk Paman Kareang untuk
mengendalikan pemerintahan kerajaan.
Si Dayang Bandir mempunyai akal untuk menyelamatkan
benda-benda pusaka agar jangan sampai jatuh ke tangan
pamannya yang hanya menggantikan pemerintahan
sementara. Hmm.. benda-benda pusaka ini harus
kuselamatkan agar jangan sampai jatuh di tangan pamanku,
kelak adik Sandean Raja lah yang berhak atas benda-benda
pusaka ini, gumam Si Dayang Bandir.
Tidak berapa lama, Paman Kareang mengetahui benda-benda pusaka peninggalan raja
telah disimpan Si Dayang Bandir. Ia mendesak Si Dayang Bandir agar menyerahkan
benda-benda itu. Awas! Kalau benda-benda itu tidak diserahkan padaku, keselamatan mu akan terancam! Itulah ancaman Paman Kareang kepada Si Dayang Bandir. Namun Si
Dayang Bandir tetap tidak mau menyerahkan benda-benda pusaka itu.
Kekesalan Paman Kareang menyebabkan Si Dayang Bandir
dan Sandean Raja dibuang ke hutan. Sesampainya di hutan,
Paman Kareang mengikat Si Dayang Bandir di atas sebatang
pohon sehingga tidak dapat dijangkau adiknya, Sandean
Raja. Sandean Raja menangis tak henti-henti sampai
kehabisan air mata. Sandean Raja mencoba membebaskan
kakaknya. Tapi ia tidak berhasil memanjat pohon tersebut,
setiap mencoba ia pun jatuh. Tubuhny
a menjadi tergores dan luka-luka. Biarlah kekejaman paman ini kutanggung sendiri, kata
Si Dayang Bandir lemah. Bila kau lapar, makanlah pucuk-pucuk daun yang berada di
sekitarmu, ucap Si Dayang Bandir, kepada adiknya yang kelaparan.
Setelah beberapa hari terikat di batang pohon, akhirnya Si Dayang Bandir tampak mulai
lemas dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Begitu kejam pamanku! umpat
Sandean Raja. Ia pun hidup seorang diri di hutan selama beberapa tahun hingga ia
menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa. Selama di hutan, ia selalu ditemani roh Si
Dayang Bandir. Ku harap kau segera menghadap Raja Sorma, bisik halus Roh Si Dayang
Bandir, kepada Sandean Raja. Raja Sorma adalah adik kandung dari Ibu Sandean Raja.
Raja Sorma tidak kejam seperti Paman Kareang yang saat ini sudah menjadi raja di
Kerajaan Timur.
Sandean Raja berhasil keluar dari hutan dan segera
menuju ke wilayah Kerajaan Barat untuk menghadap Raja Sorma. Ampun Sri Baginda Raja Sorma. Hamba adalah
Sandean Raja. Putra Mahkota Kerajaan Timur, kata
Sandean Raja. Raja Sorma sangat terkejut dengan ucapan
Sandean Raja karena ia mendengar bahwa Sandean Raja
dan Si Dayang Bandir telah meninggal dunia. Untuk
membuktikan bahwa Sandean Raja benar-benar
keponakannya, Sandean Raja diuji
memindahkan sebatang pohon hidup dari hutan ke Istana. Ujian selanjutnya, Sandean
Raja diharuskan menebas sebidang hutan untuk dijadikan perladangan. Pekerjaan itu
diselesaikan Sandean Raja dengan baik. Selanjutnya, Sandean Raja diperintahkan untuk
membangun istana besar yang disebut Rumah Bolon dan ternyata berhasil dan selesai
dalam waktu tiga hari.
Raja Sorma belum mau mengakui Sandean Raja sebagai keponakannya sebelum menempuh
ujian terakhir. Yaitu, menunjuk seorang puteri raja di antara puluhan gadis di sebuah
ruang yang gelap gulita. Sandean Raja merasa khawatir kalau ujian yang terakhir ini ia
tidak berhasil. Jangan khawatir, aku akan membantumu, bisik roh Si Dayang Bandir.
Akhirnya Sandean Raja berhasil memegang kepala puteri raja yang sedang bersimpuh.
Atas keberhasilannya, Sandean Raja diakui sebagai keponakan Raja Sorma dan dinikahkan
dengan puterinya.
Setahun kemudian, Sandean Raja bersama prajurit
Kerajaan Barat menyerang Kerajaan Timur yang dikuasai
oleh paman Raja Kareang. Dalam waktu yang tidak lama,
Kerajaan Timur berhasil ditaklukkan dan Raja Kareang
terbunuh oleh Sandean Raja. Kerajaan Timur akhirnya di
kuasai oleh Sandean Raja. Dan akhirnya Sandean Raja
dinobatkan menjadi raja Kerajaan Timur dan hidup bahagia
bersama istri dan rakyatnya.
HIKMAH :
Untuk membuktikan kebenaran diperlukan ujian yang keras. Hanya orang-orang yang
bersemangat, sabar dan besar hatilah yang dapat melewati ujian seberat apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi yang mau komentar silahkan ketik di kolom