Senin, 07 Mei 2012

Penantian Puluhan Tahun Seorang Gadis


“Semoga catatan ini bisa memberi hikmah bagi kita para Akhwat yang sampai
detik ini belum dipertemukan dengan jodohnya”

Sholat jum’at baru saja usai ditunaikan. Pak Yunus seperti biasa masih berada dalam
masjid bersama beberapa bapak yang lain. Tiba-tiba, baru saja selesai berdzikir, Pak Daud
menghampiri Pak Yunus: menepuk pundak Pak Yunus lantas berjabat tangan. Ya, Pak Yunus
dan  Pak  Daud  sudah  berteman  sejak  lama  semenjak  dipertemukan  dalam  satu
pengajian.“Gimana kabarnya Pak?”, sapa Pak Daud
“Alhamdulillah  baik.  Bapak  sendiri  gimana?”,  balas  Pak  Yunus
“Alhamdulillah..  (terdiam  sebentar).  Ngomong-ngomong,,  masih  sendirian  aja  nih  Pak?”,
Pak Daud melempar pertanyaan gurauan yang selama ini sering diajukannya.
Pak  Yunus  hanya  tersenyum  seperti  biasanya  jika  ditanya  hal  itu.
Semenjak istri Pak Yunus meninggal dunia beberapa tahun lalu, Pak Yunus menjalani hari-
harinya tanpa pendamping. Usianya yang sudah kepala 6 pula yang sepertinya menjadi salah
satu  keputusan  untuk  tak  ingin  menikah  lagi.  Ketiga  anaknya  yang  telah  berkeluarga
membuat  Pak  Yunus  semakin  kesepian.  Ya,  sebagai  seorang  laki-laki,  terkadang  perasaan
membutuhkan seorang pendamping di hari tua, juga dialami oleh Pak Yunus.
Banyak teman di sekitar Pak Yunus yang menyarankan untuk menikah lagi, termasuk Pak Daud.
1 Syawal 1430 H
“Hei,,  saudara-saudara,,  Tasya  mau  nikah  2011  nanti..”,  Mira,  menantu  Pak  Daud,
tiba-tiba berteriak di ruang tengah saat kumpul keluarga besar Pak Daud. Spontan, saudara-
saudara yang lain langsung bertanya ke yang bersangkutan, Tasya, anak bungsu Pak Daud.
“Bener Sya?”
“Bener ka Tasya?”
Tasya hanya menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu dengan senyuman, sambil berkata:
“Itu hanya rencana pribadi. Belum tahu rencana ALLAH nantinya..”
Di sisi lain, Tante Yeni hanya terdiam, dan tersenyum yang cukup dipaksakan. Tante
Yeni adalah adik perempuan Pak Daud yang belum juga bersuami di usianya yang menjelang
kepala 5.
Tasya  menangkap  semburat  yang  tidak  mengenakkan  ketika  melihat  wajah  tante
Yeni.Tasya  sadar  dan  merasakan  apa  yang  tante  Yeni  rasakan:  keponakannya  sudah
merencanakan akan menikah,, sementara dirinya??. Mungkin hal itulah yang ada di pikiran
tante Yeni, pikir Tasya.
Tante Yeni memang belum menikah hingga saat ini, yang mungkin seharusnya sudah
saatnya mempunyai anak atau bahkan menimang cucu. Tapi, ya itulah jodoh. Tante Yeni bisa
dibilang belum menemukan jodohnya hingga saat ini.
Apakah karena masalah kecantikan? Ooohh,, tentu tidak! Tante  Yeni  cukup cantik
dengan kulit putihnya. Apakah karena agamanya? Oooohh,, jangan salah,, tante Yeni adalah
wanita yang sangat menjaga qiyamullail. Apakah karena hartanya? Ooohh,, tentu saja tante
Yeni cukup mandiri untuk menghidupi dirinya walaupun tanpa pekerjaan tetap, yang penting
tetap  berpenghasilan.  Apakah  karena  keturunannya?  Ooohh,,  tante  Yeni  adalah  keturunan
terhormat, dari bapak yang seorang kepala sekolah. Lantas,, apa yang membuatnya hingga
saat ini belum juga menikah??
Ya, itulah misteri jodoh. Kita tak kan pernah tahu kapan datangnya, dan kita takkan
pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Kita hanya bisa menanti, berusaha, berdo’a dan terus
memperbaiki diri.
Seperti jum’at biasanya, beberapa bapak masih berdzikir di dalam masjid usai sholat
jum’at, termasuk Pak Yunus dan Pak Daud. Pak Yunus menghampiri Pak Daud yang sedang
berada di pojok masjid.
“Assalamu’alaikum. Pak..”, sapa Pak Yunus sambil menjabat tangan Pak Daud.
“Wa’alaikumusalam..”, jawab Pak Daud hangat.
Pak  Yunus  menyampaikan  maksudnya;  ia  ingin  menikah  lagi  dan  ingin  mencoba
berkenalan dengan adik perempuan Pak Daud, tante Yeni.
Pak Daud dengan senang hati menerima tawaran itu dan mengabarkan hal ini kepada
adiknya, tante Yeni. Tante Yeni pun mengiyakan; hal ini yang tentunya sangat dinantikan
tante Yeni.
Pertemuan pertama pun sudah diatur oleh Pak Daud. Pak Daud menemani Pak Yunus
untuk berkunjung ke rumah orang tua Pak Daud, yang tak lain dan tak bukan adalah tempat
tinggal tante Yeni. Mereka berbincang dan berkenalan lebih dalam.
Pertemuan  demi  pertemuan  dilakukan.  Tak  ada  jalan  berdua,  selalu  ada  yang
menemani, layaknya ta’aruf pada umumnya. Hanya ada 4 kali pertemuan dan kedua belah
pihak  keluarga  juga  menyetujui,  termasuk  anak-anak  Pak  Yunus.  Akhirnya  khitbah  pun
dilangsungkan.
Keluarga besar Pak Daud telah berkumpul sejak pagi di rumah orang tua Pak Daud.
Hari ini akan ada ada pertemuan dua keluarga: keluarga Pak Yunus dan keluarga tante Yeni.
Di  sela-sela  persiapan  khitbah,  Tasya  menemani  tante  Yeni  di  kamarnya  dan
bermaksud  mendapatkan  cerita  yang  menarik  dari  proses  ini.  Proses  menuju  pernikahan
seorang gadis berumur 40-an dengan duda berumur 60-an, sungguh kisah yang unik.
“Gimana tante perasaannya?”, tanya Tasya to the point.
“Yaaaa,, gak nyangka aja. Padahal kamu yang udah ngerencanain nikah, sedangkan
tante gak punya rencana apa-apa. Tapi ternyata sekarang tante mau dilamar..”, jawab
tante Yeni sumringah.
“Ya,, gitu deh kalo udah rencana ALLAH. Aku juga itu baru rencana pribadi. Gak tau
deh ke depannya gimana. Mungkin bisa dipercepat atau diperlambat sama ALLAH
dari rencanaku.”, Tasya semakin bijak dalam kata-kata.
“Iya, padahal kan tante udah hampir 50 umurnya. Tapi ternyata emang baru saat ini
ALLAH memberikan jodoh itu. Nggak tau kenapa pas sama Pak Yunus, terasa dimudahin
banget prosesnya, cuma 4 kali ketemuan. Pas ketemuan 2 kali, dia sms kalo mantap dengan
pilihannya. Pas ketemu sama anak-anaknya, tante juga gak merasa takut, biasa aja. Ya, tante
mah  berdoa  aja  sama  ALLAH,  jika  memang  ini  yang  terbaik  maka  dekatkanlah  dan
mudahkanlah, dan jika memang bukan terbaik untukku, maka jauhkanlah dengan baik-baik.
Alhamdulillah,, proses itu dimudahkan dan hati tante pun mantap.”, cerita panjang tante Yeni
begitu membuat Tasya terperangah.
“Semoga  lancar  ya  Tan,,  ke  depannya..”,  Tasya  menguatkan  tante  Yeni,  sambil
bersiap menuju ruang keluarga karena sudah banyak yang menunggu.

Setelah khitbah, hari itu juga keluarga besar tante Yeni pun berkumpul untuk membicarakan
resepsi  pernikahan  yang  sungguh  unik  ini.  Mulai  dari  membuat  undangan,  kepanitiaan
sampai  pembagian  tugas.  Ya,  resepsi  pernikahan  yang  akan  dilangsungkan  tak  jauh  beda
dengan resepsi pernikahan pasangan muda pada umumnya.
Akad nikah  yang dilangsungkan beberapa hari setelah Hari Raya Idul Adha begitu
khidmat.  Undangan  para  anak  yatim  piatu  turut  merasakan  kebahagiaan  kedua  mempelai
pada resepsi pernikahan. Dan kini, doa tante Yeni terkabul sudah; menutup masa lajangnya.
Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata tanteku. Ya, dalam masa penantian menemukan
jodohnya,  tak  sepatah  kata  pun  kudengar  dari  bibirnya  menyalahkan  takdir,  menyalahkan
ALLAH yang seolah tak berpihak padanya. Dalam masa penantian itu, dia sibukkan dirinya
dengan  ibadah  kepada  ALLAH  dan  kegiatan  sosial  di  lingkungannya.  Hingga  akhirnya,
selama penantian bertahun-tahun, puluhan tahun lamanya, teruji sudah kesabarannya, dan ia
pun mendapatkan jodoh yang insya ALLAH terbaik menurut ALLAH. Itulah misteri jodoh.
Kita tak kan pernah tahu kapan jodoh itu datang. Manusia hanya bisa berencana. Namun,
ALLAH-lah  yang  berkehendak  atas  semuanya.  Bisa  saja  jodoh  kita  datang  menjadi  lebih
cepat atau bahkan lebih lambat dari rencana kita sebelumnya.
Kita pun tak kan pernah tahu dengan siapa kita berjodoh. Entah itu dengan orang yang
sudah dekat dengan kita maupun orang jauh sekalipun yang tak pernah saling bertemu. Atau
bahkan  kita  tak  dipertemukan  dengan  jodoh  kita  di  dunia  ini,  tapi  di  syurga-NYA  nanti.
Allahu Akbar!
Saudaraku, yakinlah bahwa ALLAH telah menyiapkan skenario terbaik untuk
kita dalam masalah jodoh. Tak perlu khawatir. Karena ALLAH telah berkata dalam
Q.S An-Nahl:72

“Dan  Allah  telah  menjadikan  jodoh-jodoh  kamu  sekalian  dari  jenismu  sendiri,  lalu
menjadikan anak-anak dan cucu bagi kamu dari jodoh-jodohmu.”

Saudaraku, jangan pernah terbersit sedikitpun bahwa ALLAH tak adil karena
sampai saat ini jodoh belum juga menghampiri. Coba instrospeksi diri. Gunakan masa
penantian jodoh ini dengan terus berikhtiar, berdoa dan terus sibuk memperbaiki diri.
Bukankah kita menginginkan jodoh yang baik? Seperti yang dijanjikan-NYA dalam
Q.S An-nuur:26

“Wanita – wanita yang keji adalah untuk laki – laki yang keji dan laki – laki yang keji adalah
untuk wanita yang keji. Dan wanita – wanita yang baik adalah untuk laki – laki yang baik,
dan laki – laki yang baik adalah untuk wanita – wanita yang baik (pula).”

Teruntuk tanteku:
“Barakallahu Laka Wa Baraka ‘Alaika Wa Jama’a Bainakuma Fi Khair”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi yang mau komentar silahkan ketik di kolom