Senin, 07 Mei 2012

Selamat Jalan Khonsaa

Dedicated to Andara cintanaya Mother
Semoga Alloh memberikan kekuatan dan ketabahan menjalani ujian ini, semoga
kisah ini bisa menjadi ibrah/hikmah bagimu dan ibu-ibu lain yang mendapat ujian
serupa
“sebuah  curahan  hati  seorang  ibu  yang  baru  saja  kehilangan  putri  pertamanya.
Seorang ibu yang tiada mengenal lelah untuk mengkampanyekan ASI sebagai makanan

terbaik bagi buah hatinya.. Elona Melo T.A” Selasa, 17 Juli 2001, jam 10.10wib engkau
hadir di tengah kehidupan kami nak. Sempurnalah rasanya mama menjadi seorang wanita
dengan kelahiranmu. 
Engkau  kami  beri  nama  Khonsaa’  Al  Anshoriyah.  Khonsaa’  adalah  nama  seorang
sahabat Rosul wanita yg merelakan ke3 anaknya mati syahid di peperangan, hingga akhirnya
beliau pun ikut syahid.
Al  Anshoriyah,  kami  pilihkan  menjadi  nama  belakangmu  dg  harapan  engkau
termasuk ke dalam golongan orang-orang yg gemar menolong layaknya kaum anshor.
Dari balita, engkau sudah menjadi tempat mamamu curhat, entah engkau paham atau
tidak setiap ada kegundahan engkau bantu meringankannya dengan jalan mendengarkan nak.
Itulah sebabnya engkau menjadi salah satu Sahabat Terbaik mama. Kau tenangkan mama,
kau  hapus  air  mata  mama  setiap  mama  menangis  karena  rindu  dengan  almarhum  opamu.
Dengan lembut kau bisikan di telinga mama “jangan sedih ma”.. lalu engkaupun memeluk
mama.
Sebagai  anak  pertama,  engkau  menjadi  sekolah  sekaligus  guru  bagi  mama.
Bagaimana naluri keibuan mama terasah dengan keberadaanmu. Engkau mengajarkan pada
mama  bahwa  kesabaran  tidak  berbatas,  walau  sebagai  manusia  sering  sabar  itu  hilang.
Engkau ajarkan pada mama, bahwa kasih sayang, kehangatan dan kejujuran akan berakhir
dengan ketiganya pula. Kau ajarkan bahwa, ibu adalah guru pertama sekaligus terbaik bagi
anak-anaknya. Itu sebabnya papamu meminta mama untuk tetap di rumah menemani engkau
dan adik-adikmu..
Ketika  adik-adikmu  lahir,  di  usia  yg  masih  sangat  muda,  engkau  berubah  menjadi
sosok  kakak  yang  begitu  dewasa,  banyak  mengalah,  walau  kami  orangtuamu  tahu  hal  itu
berat engkau lakukan. Kami sering memberimu tanggung jawab “titip ade-ademu ya mba”
setiap mama dan papamu pergi, walau di rumah ada yang lain. Kau tunaikan amanah kami
dengan  memberi  laporan  singkat  jelas  dan  padat  apa  yg  terjadi  saat  mereka  ditinggal.
Apabila ada mainan atau bukumu yg dirusak oleh adikmu, yang kau lakukan hanya menangis
dan  mengadu  pada  mama,  dengan  harapan  mama  akan  memperbaikinya..itu  sering  kita
bersama.
Engkau buat kami bangga dengan keistiqomahanmu untuk mengenakan jilbab di usia
6  tahun,  walau  engkau  hanya  seorang  diri  yg  melakukannya  di  kelasmu.  Kau  butikan
kecerdasanmu dg hasil IQmu yg sangat jauh di atas rata-rata dan prestasimu sebagai juara
kelas. Ternyata, kebanggaan ini juga dirasakan oleh eyang mama dan eyang papa, oma dan bude  pakde  juga  om  kamu  nak.  Mama  sering  tidak  segan-segan  berkata  bahwa  “mama
banggamu nak”.
Al  Anshoriyah,  engkau  betul-betul  anak  yg  gemar  menolong.  Terbukti  dari  cerita
guru-gurumu  bahwa  engkau  tidak  segan-segan  menolong  temanmu  yg  kesulitan  dalam
belajar, walau resikonya ditegur oleh gurumu. Bahkan suatu waktu, nilaimu dikurangi karena
dengan  ikhlasnya  soal  ujian  temanmu  kau  kerjakan  dari  awal  hingga  selesai.  Ingat
nak..betapa marahnya mama ketika tahu kejadian itu, namun di sisi lain mama melihat sikap
rela berkorbanmu yg begitu tinggi.
Saat  kita  pindah,  dari  Jakarta  ke  Bandung,  engkau  terlihat  sedih  karena  harus
meninggalkan  sahabatmu,  namun  sekaligus  gembira  setelah  mendengarkan  cerita  mama
bahwa kelak kamu akan mendapat teman-teman baru dengan bahasa yg tidak biasa, Bahasa
Sunda.  Ingat  Khonsaa’  ketika  tanpa  engkau  sadari  caramu  dan  adikmu  berbicara  mulai
berubah  dan  menjadi  bahan  becandaan  sepupumu  di  jakarta…?  Itu  membuktikan  betapa
dirimu  mudah  bergaul  nak.  Mama  juga  bangga  padamu  ketika  seorang  wali  murid
menceritakan bahwa menurut anaknya, kamu adalah “the  coolest  girl in the class” karena
wawasanmu  yg  luas.  Dari  masalah  gadget,  pelajaran,  poppin  (satu  bentuk  tarian),  music,
buku-buku..begitu banyak yg kau ketahui nak. Engkau memang canggih nak..!
Saat  teman-teman  seusiamu  masih  belum  kenal  dunia  komputer  dan  online,  kamu
sudah  begitu  akrab  dengan  keduanya.  Niatmu  punya  Facebook  dan  akrab  dengan  dunia
online engkau ceritakan dalam rangka “jangan mau jadi gaptek”. Engkau buat blog pribadi
saat usiamu masih 7 tahun.
Padahal, yg engkau lakukan hanya mengamati papamu yg sedang asyik dengan pekerjaannya.
Sering sekali engkau cerita ke mama hasil browsingmu ke beberapa web hanya untuk 
membedakan “akar tunggal dan akar serabut”.
Kau buktikan, bahwa dunia online seharusnya memang digunakan untuk  hal-hal yang
bermanfaat..
Sebagai mama, banyak sekali kesalahan yg mama perbuat padamu nak, bahkan tidak
terhitung.. Kemarahan yang kadang melampau batas, ketidaksabaran yang sebenarnya masih
sangat bisa ditahan.
Ketika mama menangis menyesal bila memarahimu dan adikmu, yang kau ucapkan
hanya “nggak apa-apa ma”.
Ingat nak, ketika mama menyusui adik-adikmu engkau berada di dekat mama sambil engkau
bertanya “aku dulu nyusu juga ngga ma”. Seketika itu juga mama tidak mampu menahan tangis,
sembari berucap “itu salah satu kebodohan mama nak, maafkan mama krn mama tdk menyusuimu”.
Mama ceritakan alasannya bahwa luka yg ada tdk mampu mama tahan. Lagi-lagi engkau menghibur
mama dg berucap “nggak papa ma, yang penting sudah usaha”. 
Salah satu kesalahan mama terbesar padamu ialah tanggal 13 Desember 2009. Hanya
karena  keletihan  yang  sebenarnya  masih  bisa  mama  tahan,  mama  tidak  menemanimu  dan
adikmu yg pagi itu semangat sekali ingin berenang, dan memang itulah tujuan kita menginap
di hotel. Mama lebih milih berada di kamar hotel dan membiarkanmu beserta papa dan kedua
adikmu ke kolam renang yg ketika itu memang ramai. Mba Rahmi dan Mba Siti, yang selama
ini membantu mama mengurus rumah juga ikut menemani kalian. Padahal engkau pun belum
terlalu  mahir  berenang  nak,  mama  tahu  ketakutanmu  pada  air  yang  kau  coba  hilangkan
sedikit demi sedikit.
30  menit  kemudian  papamu  kembali  ke  kamar  hotel  dan,  tidak  lama  telpon  pun
berdering memberitahu bahwa engkau tenggelam…!!!
Bagai  tersambar  petir,  mama  dan  papa  langsung  menjerit  dan  lari  menuju  kolam,
namun engkau sudah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Sekelebat terlintas rasa marah dan was-was silih berganti..
“Mana pool guard yang seharusnya menjaga kolam renang”.. hanya itu kalimat yang 
mama ucapkan seraya berlari ke arah kolam.
Mama  seorang  guru  renang  nak,  papamu  mahir  berenang.  Mama  bahkan  sering
bercerita  padamu  kejadian-kejadian  saat  mama  menolong  beberapa  orang  yang  hampir
tenggelam…
Tapi..
Dimana mama, saat anak mama tenggelam,
Mana guru renang yang mahir berenang 4 gaya, dengan murid tak terhitung  jumlahnya..??.
Mana  guru  renang  yg  berkali-kali  menolong  orang  yang  bisa  saja  nyawanya  melayang  d
kolam renang…??
Mana….??
Allohu akbar..dalam perjalanan menuju rumah sakit di kepala mama  yang ada hanya ras
sesal..
Inikah teguran atas kesombonganku ya Alloh?”
Sebegitu sombongkah aku hingga Engkau mengujiku seberat ini?
Dan…hari itu Alloh menunjukkan kuasaNya..
Mama menemuimu di ruang UGD ketika engkau telah terbujur kaku nak. Seketika itu
dunia terasa gelap, aliran darah seakan terhenti..melihat sesosok tubuh tertutup kain putih…
Ya Alloh..Ya Robbi..Ya Rohman..Ya Rohim, inilah saatnya Engkau ambil titipanmu 
yg pernah Kau tanamkan dalam rahimku.
Dunia seakan berhenti berputar..rasanya tidak percaya hingga mama lihat tanda lahir
di lengan kirimu, bekas luka kecil cacar di hidungmu, tahi lalat di telingamu dan sekujur
badanmu yg mama hafal bentuknya satu persatu karena kamu anak mama..
Mama segera memeluk jasadmu nak, tanpa berpikir lagi apakah engkau dengar atau
tidak,  hanya  kata  maaf  yg  mampu  mama  ucapkan  di  telingamu.  Dada  ini  terasa  sesak
menahan sebuah beban yg terasa seperti sebuah gunung yang sangat besar.
Sambil memandikan jenazahmu, mama bisikkan di telingamu bahwa, mama buktikan
kalau mama kuat menerima kepergianmu. Demi mengharap ridho Alloh Azza Wajalla, mama
tahan air mata dan rasa marah yang sebenarnya lebih mudah bila diledakkan saat itu juga.
Demi meyakini akan syahidnya seseorang yang wafat karena tenggelam, mama tahan
emosi mama nak..
Demi meyakini, bahwa engkau akan menjadi hijab api neraka bagi orang tuamu yang
kotor ini, mama tahan dorongan ingin menjerit sekeras-kerasnya.
Engkau penuhi janjimu nak..
Al Anshoriyah, Engkau gemar menolong saat masih hidup. Dan, engkau tolong kami
dengan kepergianmu.
Banyak sekali janji mama padamu nak, hadiah sepeda BMX bila engkau juara kelas
lagi, jalan-jalan ke dufan dan menaiki semua wahana karena kini engkau sudah tinggi, latihan
renang intensif selama liburan nanti…, bermain hujan bertiga adikmu, menyambangi sahabat-
sahabat dan guru-gurumu di Jakarta..namun, semua itu tinggal janji…
Engkau tunaikan janjimu…tapi pada siapa mama tunaikan janji-janji mama nak..?
Cita-cita  kami  orang  tuamu  ingin  merawat  dan  mendidikmu  hingga  dewasa,
digantikan dengan sebuah cita-cita mulia yg tak mampu kami ucapkan, mengharapkan kita
semua bisa bertemu maut dengan kesyahidan. Kau tunaikan itu semua nak..
Maafkan mamamu nak, yang tidak berada di dekatmu saat-saat terakhir hidupmu.
Walau pedih, mama bersyukur karena telah dipercaya oleh Alloh menerima amanah
seorang gadis kecil yang sangat special di mata setiap orang yang mengenalnya.
Janji  mama  terakhir  kalinya  padamu  anakku,  mama  akan  kuat  melepasmu  walau
berat. Mama akan merawat kedua adikmu, mama akan menjadi ibu yang jauh lebih baik dari
sebelumnya.
Bantu mama agar kuat nak, walau air mata penyesalan, kesedihan, kerinduan ingin memelukmu tak mampu mama bendung.
Rasa sesal tidak menjadi ibu yang sempurna begitu hebatnya mama rasakan hingga saat ini.
Semoga Alloh Sang Ilahi Robbi, memaafkan semua kesalahan mama padamu.
Mama sangat mencintaimu anakku..
Mama sangat merindukanmu..sahabatku..
Mama bangga padamu..guruku..
Mama akan kuat, demi janji mama padamu..syahidahku!
“Ketahuilah bahwa pertolongan menyertai kesabaran, sesungguhnya ada kelapang
bersama kesusahan dan sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan”
****************************************************
Selasa, 15 Desember 2009
elona melo binti tomela arief
mama bagi Khonsaa’-Zainab-Tholhah
judul asli : Selamat Jalan Khonsaa’, Anak, Guru dan Sahabat Terbaik Mama..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi yang mau komentar silahkan ketik di kolom